Senin, 10 Juni 2013

Kabar Jogja dari Tempat Bernama Angkringan

Apa kabar Jogja hari ini? Pertanyaan itu yang mengawali hariku setiap pagi saat aku kembali membuka mata. Dan ketika aku melongok keluar jendela, aku selalu mengharapkan ada suguhan cerita baru di hari ini.

Aku tak pernah menganggap hari-hariku sebagai rutinitas yang membosankan. Buatku, semuanya berjalan mengalir, dan aku tahu apa yang harus ku lakukan setiap pagi. Mengeluhkan nasib karena melewati pagi yang biasa, menurutku hanya terjadi pada orang-orang yang tak pernah menghargai hidup. Aku bukan tipe orang yang pesimistik memandangi hidupku sekarang.

Aku bangun pagi. Mencuci muka. Lalu men-"starter" motor buntutku. Ritual wajib penyambutan pagi biasa ku lakukan di angkringan sekip peruhaman dosen UGM- di dekat Fakultas Teknik. Ya, hampir tiap pagi aku memesan secangkir teh hangat, sebungkus nasi sambal, dan dua gorengan, di angkringan itu. Bersama tukang becak, aku biasa bercakap saling bertukar pengalaman.

 
Di angkringan nan sederhana yang buka tiap hari Senin sampai Sabtu itu, aku mendapatkan informasi seputar Jogja setiap harinya. Bukan dari berita koran atau televisi yang selalu menyajikan berita yang sama. Cerita dari para tukang becak, buruh, mahasiswa teknik, dan penjual angkringan, adalah kabar Kota Gudeg hari ini. Dari ragam dan warna cerita itu, aku menemukan keseharian Jogja yang tak biasa. Keseharian yang jujur apa adanya. Dan bukannya keseharian di surat-surat kabar yang tak pernah aku mengerti.



Angkringan itu ibarat "Lapo" bagi orang Jogja. Kalo Lapo adalah kedainya orang Batak, tapi kalau angkringan milik orang Jogja. Angkringan adalah tempat dimana orang-orang bisa berkumpul, tidak hanya untuk makan dan memesan secangkir kopi atau teh, tapi juga saling bertukar pengalaman. Di angkringan, orang tak sungkan berbagi cerita. Tak pandang apakah mereka pernah bertemu sebelumnya atau tidak, angkringan tak punyai sekat yang menjauhkan jarak para pengunjungnya. Angkringan juga menjadi pusat informasi.

Kebiasaanku memesan teh di angkringan menjadi bekal mengarungi hariku setiap pagi. Dan, kebiasaan saling bertukar pengalaman itu pulalah yang menular pada diriku. Tak pandang tukang becak atau buruh biasa, mereka punya cerita masing-masing. Apa kabar Jogja hari ini, hanya mereka yang bisa menceritakanya di tempat yang sama bernama; angkringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar