Sabtu, 29 Maret 2014

Segarnya Semangkuk Dawet Telasih

Panasnya udara Kota Solo tak menghalangi niatan saya berburu kuliner.Siang itu (29/3) saya mengunjungi tempat pertama dimana saya bisa mendapatkan aneka kuliner khas Solo. Tempat itu adalah Pasar Gede.

Pasar Gede cukup mudah dijangkau. Pasar ini terletak tak jauh dari Gladak, atau jalan yang menghubungkan gerbang kraton Surakarta dengan balai kota. Dari kraton hanya dibutuhkan berkendara paling lama 5 menit.

Selain legend, Pasar Gede menjadi salah satu pasar yang paling banyak dikunjungi warga Solo. Di pasar ini aneka kebutuhan dapur tersedia. Pasar ini menjadi sentranya buah dan sayur.

Salah satu kuliner khas yang saya temui di pasar ini adalah dawet telasih. Dawet ini sangat populer dan banyak dicaro. Dari segi rasa dan komposisinya, dawet telasih memang berbeda dengan dawet yang lain.

Saya pun berjalan menyusuri pasar untuk mencari penjual dawet telasih. Ternyata di pasar ini cukup terbilang.muda untuk mencari penjual dawet legendaris ini. Saya menemukan ada tiga penjual dawet telasih.

Perbedaan dawet telasih adalah pada campuran biji telasihnya. Biji telasih ini berbentuk kecil, sekilas nampak seperti biji buah naga. Rasanya unik. Biji ini menimbulkan kesan seperti jelly yang lembut saat dikunyah.

Selain telasih, semangkuk dawet telasih terdiri dari cendol, bubur sumsum, santan, dan air gula. Rasa segar dawet bertambah jika dimasukan berapa potongan es batu.

Siang itu saya benar benar puas merasaan segarnya dawet telasih.

image from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar