Senin, 03 Juni 2013

Celoteh

Saya lek muchlis. "Lek" dalam bahasa Jawa berarti Pak Lek alias pak cilik. Bahasa Indonesianya sama dengan paman atau om. Kenapa saya dipanggil Lek, sebenernya bermula dari temen saya. Saat saya bingung karena nggak ada nama yang cocok untuk akun twitter saya, seorang temen mengusulkan supaya menambah kata lek di depan nama saya. Jadilah akun twitter yang sudah berbulan-bulan tetapi followernya nggak nambah-nambah; lekmuchlis.

Pada dasarnya saya menyukai pekerjaan menulis. Menulis sms, menulis status fb, tapi tidak untuk menulis skripsi. Saya sekarang ini lagi selesai saja menyerahkan naskah skripsi ke dosen pembimbing saya. Setelah tiga bulan lebih berkutat pada penderitaan hidup dan tekanan batin, akhirnya skripsi saya kelar juga. Menurut saya, pekerjaan menulis skripsi adalah cobaan paling berat selama saya beranjak menjadi dewasa.

Selama mengerjakan skripsi, saya mengamati beberapa perubahan yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa angkatan tua yang sedang mengerjakan skripsi. Saya menyimpulkan bahwa terdapat perubahan signifikan yang terjadi pada golongan mahasiswa ini. Perubahan-perubahan itu bisa dilihat dari polah tingkah dan kata-katanya.

1) Biasanya mahasiwa yang sedang mengerjakan skripsi selalu males pergi ke kampus. Kemalasan ini dipicu oleh stigma yang diterima mereka sebagai mahasiswa angkatan tua.

2) Pekerjaan sehari-hari dihabiskan di dalam kamar kos. Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi biasa keluar kos hanya untuk mencari makan dua kali dalam sehari; siang dan malam. Di luar itu, mereka paling-paling pergi ke kosan temen (sesama jenis) untuk mengkopi film dengan alasan sebagai hiburan. Berpuluh film berhasil di kopi dan biasanya jadi lupa ngerjain skripsi.

3) Mahasiswa yang sedang skripsi umumnya juga dilanda perasaan galau tak menentu. Dua masalah yang sering terpikir di otak mereka adalah; pasangan hidup dan masa depan. Masalah pasangan hidup. Mahasiswa tua yang lagi ngerjain skripsi (berstatus jomblo) akan sangat sering membicarakan soal cinta. Tiba-tiba menjadi bijak dan memberikan nasihat-nasihat kepada orang lain layaknya seorang dokter cinta (padahal dia belum punya pengalaman). Selain itu, mereka akan melakukan curhat colongan kepada teman-teman terdekatnya (sesama jenis) tentang cara-cara mendekati cewek (tapi siapa ceweknya belum pernah jelas).

4) Semakin Religus. Sudah menjadi kebiasaan umum di Indonesia. Korelasi antara religiusitas dan waktu saat-saat menjelang akhir seorang menyelesaikan studi ibarat dua rel kereta api yang berjalan berjejer.

Meskipun saya tergolong mahasiswa yang baru saja menyelesaikan skripsi, saya selalu kritis terhadap perkembangan fase kedewasaan ganjil yang saya sebutkan di atas. Saya hanya pengamat, dan tetap menjadi pengamat sejauh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar